Musik salah satu sarana sacral yang digunakan oleh masyarakat pribumi sejak zaman dulu. Berbagai bentuk kebudayaan di negara ini yang menggunakan berbagai bentuk bunyi-bunyian (music) sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah lantunan irama yang menarik dan bernilai mistis. Nilai music sendiri bagi masyarakat Sumbawa sejak zaman kerajaan merupakan sarana dakwah dan ibadah. Misalnya “Sakeco” yang syairnya diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an kemudian diterjemahkan dengan lantunan merdu dan iringan “rebana” dimuka tamu undangan istana kerajaan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban, budaya local semacam ini keberadaannya ditengah-tengah masyarakat bukan lagi sebagai sarana ibadah maupun dakwah. Sehingga esensinya sebagai warisan nenek moyang sudah banyak ditinggalkan.
Sadar akan hal tersebut, berbagai perlombaan-perlombaan kesenian daerah marak diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri yang sadar akan kebudayaan.
Pada Pecan Budaya Samawa XII bulan April 2009 di Pantai SALIPER ATE, music Bagonteng ambil bagian dan mampu memberikan warna tersendiri dalam lomba tersebut.
Bagonteng adalah memainkan alat music dengan penuh racikan. Music kreasi yang lahir dari sebuah keinginan untuk memadukan berbagai gonteng seperti gonteng nuja, gonteng rabana, gonteng saketung dan lain-lain dengan paduan music vocal dan perkusi seperti lawas nuja, langko, gandang, badede, ratib, kelung, gero, saketa, latuk, deneng, cacak, satong srek, krincing, sehingga melahirkan music yang mampu berdiri sendiri.
Sebagai music kreasi, Bagonteng masih tetap mempertahankan esensi music local tradisi Sumbawa. Syair yang ditembangkan adalah syair yang diambil dari lawas akherat, sebuah karya sastra tradisional Sumbawa yang berisikan ajaran ketuhanan.
Syair yang menyentuh hati dengan lantunan yang merdu membuat seluruh pendengar TERSIHIR sehingga keheningan membungkus suasana hati seraya memaknai pesan di dalam syair music bagonteng. Desiran angin pantai yang lembut semakin membuat hati tersayat oleh racikan alat music yang dimainkan begitu lihai oleh pemainnya. Khalayak pun terdiam sejuta bahasa seolah tak mampu berbicara karena mendengar kandungan ayat-ayat Tuhan dalam music bagonteng.
Music Bagonteng pada Pekan Budaya Samawa (PBS) tahun 2009 yang lalu, berhasil mendapatkan juara umum I, sehingga music bagonteng mewakili kabupaten Sumbawa pada Bulan Citra Budaya (BCB) NTB ke XVI yang diselenggarakan tanggal 15 Juli s/d 15 Agustus 2009 di Lapangan Muhajirin Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah.
Tidak jauh beda dengan Pecan Budaya Samawa, Music Bagonteng pada BCB NTB XVI di Praya juga mampu menyihir masyarakat Praya akan nilai seni dan pesan yang terkandung dalam music tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar