Dusun Talowa Desa Batu Bulan adalah tempat bermukimnyan para pandai besi (blacksmith) yang tetap mempertahankan cara tradisional dalam membuat benda-benda tajam kerajinan tangan seperti Berang Belo (parang panjang), pisau (lading), dangko (arit), mata bajak (sarela) cangkul (bingkung) dan berbagai jenis peralatan lainnya.
Desa yang di juluki Blinginnya Jerman oleh para wisatawan ini, pada masa pemerintahan Sultan Jalaluddin III (1883-1931) telah dijadikan sebagai pusat pandai besi utama di Tana’ Samawa (Sumbawa). Keterampilan yang dimiliki oleh para pandai besi ini merupakan warisan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang tetap bertahan sampai sekarang.
Selain Talwa juga ada sebuah dusun yang sebagian masyarakatnya juga menekuni pekerjaan sebagai pandai besi. Tepatnya di Dusun Batu Alang Moyo Hulu yang berjarak sekitar 15 menit dari kota Sumbawa Besar.
Para pandai besi biasanya membuat parang dalam tempo tiga hari seharga Rp. 250 ribu-Rp.300 ribu perbuah. Harga barang disesuaikan dari jenis yang dipesan. Proses pengerjaannya biasanya dilakukan oleh dua orang maupun secara berkelompok. Pengerjaannya biasanya sesuai pesanan, para pelanggan umumnya membawa sendiri bahan (besi) yang akan dikelola untuk menjadi sebuah barang peralatan. “peralatan yang kami buat sesuai pesanan, jadi harganya tergantung jenis barang yang kami buat. Semakin sulit kami kerjakan otomatis harganya lebih mahal” ungkap Herudin, salah seorang pandai besi.
Produk barang yang dihasilkan oleh para pandai besi Talwa maupun Batu Alang sudah tidak diragukan lagi, baik dari segi kualitas maupun disain. Tak heran dua tempat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Samawa (Sumbawa) sebagai tempat pembuatan benda tajam maupun bagi kalangan wisatawan yang setiap minggu mengunjungi tempat ini. “saya selalu membuat parang ataupun barang lainnya di Talowa selain karena kualitasnya bagus, mereka sudah diakui keberadaannya yang merupakan bagian dari perjalanan sejarah Tana’ Samawa” jelas Rasyid salah seorang pelanggan dari Taliwang.
Keberadaan Talwa sebagai pusat pandai besi sekaligus tujuan wisata, perlu mendapat penanganan maksimal dari pemerintah sebagai asset daerah yang harus dikembangkan dan dilestarikan yang dapat member dampak positif bagi masyarakat setempat. (myd)
Sumber : http://patisamawa.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar