Upacara Tanak Juran merupakan sebuah upacara yang dilaksanakan di Istana Kesultanan Sumbawa dalam bentuk do’a bersama untuk memohon keselamatan pada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dimana pada malam pertama, pertengahan, dan khususnya pada malam terakhir tampil perwakilan dari 4 (empat) Juran, yaitu ; 1) Juran Samapuin, 2) Juran Lempeh, 3) Juran Seketeng, dan 4) Juran Brang Bara.
Pada upacara ini terdapat barisan panjang yang dipimpin oleh 2 (dua) orang anak-anak yang belum akil balik yang mengenakan saluar belo (celana panjang), kre alang (tenun ikat Sumbawa, ketopong (perhiasan kepala), dan kawari (perhiasan dada). Kedua anak tersebut berjalan sambil melakukan gerakan betanak yaitu sebuah gerakan dengan cara mengayunkan kaki kekiri dan kekanan dan mengayun-ayunkan tangan sambil memegang kida sanging (sejenis sapu tangan). Gerakan ini kemudian dijadikan sebagai dasar lahirnya gerak dasar tanak dalam Tari Tradisional Sumbawa. Pada jaman modern ini, Upacara Tanak Juran hampir tidak pernah lagi dilaksanakan, kecuali oleh Kecamatan Empang dengan nama Upacara Tanak Eneng Ujan atau disebut juga dengan Upacara Bayayu.
Pada upacara ini terdapat barisan panjang yang dipimpin oleh 2 (dua) orang anak-anak yang belum akil balik yang mengenakan saluar belo (celana panjang), kre alang (tenun ikat Sumbawa, ketopong (perhiasan kepala), dan kawari (perhiasan dada). Kedua anak tersebut berjalan sambil melakukan gerakan betanak yaitu sebuah gerakan dengan cara mengayunkan kaki kekiri dan kekanan dan mengayun-ayunkan tangan sambil memegang kida sanging (sejenis sapu tangan). Gerakan ini kemudian dijadikan sebagai dasar lahirnya gerak dasar tanak dalam Tari Tradisional Sumbawa. Pada jaman modern ini, Upacara Tanak Juran hampir tidak pernah lagi dilaksanakan, kecuali oleh Kecamatan Empang dengan nama Upacara Tanak Eneng Ujan atau disebut juga dengan Upacara Bayayu.
Penulis : Heri MB
0 komentar:
Posting Komentar