Gero' merupakan salah satu bentuk zikir bernuansa kedaerahan yang memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Gero' biasanya disandingkan dengan Saketa sehingga di sebut juga dengan Gero' Saketa, sedangkan Saketa merupakan salah satu bentuk tembang Sumbawa yang diangkat dari lawas. Selama ini, masyarakat Sumbawa hanya memahami gero' sebatas apa yang dilihat dan dipelajari, hal ini merupakan suatu yang wajar karena gero' belum digali secara maksimal, gero' hanya dikembangkan sebatas "fisik" belum menyentuh sampai ke kedalaman.
Sebuah kesenian akan berkembang apa adanya ketika ia dikembangkan juga dengan apa adanya. Bila kita menonton pertunjukan gero' baik dalam parade budaya, maupun dalam event seni lainnya maka akan terdengar dua buah kata yang diucapkan secara statis atau berulang-ulang yaitu ho dan ham. Kedua kata ini dilantunkan seperti sebuah ritual koor. Ho dan Ham sebenarnya bukanlah sembarang kata, tapi kata-kata yang kental dengan nuansa magis. Pada masa kesultanan, ia adalah media penyerta yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa dalam berbagai upacara ritual seperti Upacara Tanak Juran dan Upacara Tanak Mulir. Selain itu, ho ham juga digunakan oleh pasukan bala cucuk sebelum berangkat berperang. Pada saat ini mengikuti arus zaman, gero' saketa tidak lagi menjadi seni tradisi ritual tapi hanya sekedar tradisi hiburan.
Penulis : Heri Musbiawan
0 komentar:
Posting Komentar